Setelah papaku menyelesaikan acara mengambil gambar di kampus sore itu, papa dan mamaku kemudian mengajak aku untuk menuju salah satu warung makan yang bernama Buffalo Wild Wings. Warung makan ini merupakan warung makan bertipe jarian (restoran chain) atau franchise. Papa dan dan mama memang sengaja mengajakku ke tempat ini karena di setiap hari Selasa, tempat makan ini punya program murah (separuh harga) untuk harga sayap yang menjadi produk andalan warung makan ini. Kami tidak berencana untuk bersantap malam di tempat ini, alias kami hanya akan beli dan dibawa pulang (to go). Kalau mau cepat, kami sebenarnya bisa pesan terlebih dahulu via telepon sebelum kami datang ke tempat ini. Dengan memesan terlebih dahulu, kami hanya perlu datang ke counter pengambilan pesanan, membayar tagihan dan membawa pulang pesanan (tanpa perlu menunggu). Karena kami sekalian ingin refreshing, kami kemudian memutuskan akan memesan di counter langsung dan menunggu pesanan kami selesai. Saat kami sampai di tempat makan ini, seperti biasa tempat makan ini dipenuhi pengunjung. Dining room yang besar sekali nampak terisi banyak pengunjung sore ini. Mungkin karena program separuh harga di hari Selasa ini atau memang bertepatan dengan jam makan malam. Kami bertiga segera menuju ke counter pemesanan dan melihat brosur sebelum memutuskan akan memesan apa. Kata mama, kita akan memesan wings sebanyak 20 buah dengan 4 rasa yang berbeda. Wingsnya sendiri terdiri atas wings boneless (tanpa tulang) dan wings traditional (ada tulangnya). Kami juga memilih 4 rasa yang kami sukai: Thai Curry (Puedes), Asian Zing (Asam Manis), Teriyaki dan Honey BBQ. Setelah kami sepakat dengan pilihan jumlah dan sausnya, kami menuju ke counter pemesanan dan menyampaikan pesanan kami pada petugas. Tak lupa, mama memperbolehkan aku memesan bonus appetizer yang memang sedang kami gemari. Apakah itu? Ultimate Nachos. Apakah itu? Keripik jagung yang dicocok dengan kacang merah giling plus daging plus keju plus jalapeno (mirip cabai) dan biasanya disajikan untuk dinikmati bersama-sama. Petugas kemudian mencatat pesanan kami dan mempersilahkan kami menunggu selama 15 menit. Sambil menunggu kami melihat aktifitas petugas warung makan ini di depan kami. Petugas menerima pesanan nampak sibuk mencatat dan memasukkan pesanan ke dalam komputer, menerima pembayaran, memberikan pesanan yang sudah siap kepada pengunjung dan juga menerima telepon. Di belakang meja pemesanan ini ada jendela sebuah ruang yang nampaknya merupakan dapur penyiapan dan pengolahan menu yang dipesan. Dari tempat kami duduk, petugas yang tadi memasukkan pesanan ke komputer juga bolak-balik mengambil pesanan dari dapur (lewat jendela) saat petugas pengantar tidak berada di tempat. Kami juga bisa melihat kertas menu yang diprint dan kemudian ditempel di sebuah rak. Seorang petugas membacakan kertas berisi pesanan satu demi satu. Sungguh nampak kesibukan yang tiada henti di area dapur ini. Sesudah pesanan kami siap, petugas memanggil nomor pesanan (sesuai yang kami dapatkan) dan menunjukkan pada kami apa yang kami pesan. Sesudah semua OK (papa sudah membayar di saat kami memesan di awal), kami un bersiap meninggalkan tempat makan ini. Sesampai kami di rumah kembali, kami segera bersiap menyantap apa yang kami beli. Ngomong-ngomong, kenapa kami memilih bersantap di rumah dan tidak memilih bersantap di warung makan itu (dine in)? Karena kami menjadikan sayap yang kami beli sebagai lauk. Maksudnya? Kami menikmati sayap yang kami beli dengan nasi hahaha ... Biasanya, wings disantap dengan kentang sebagai temannya atau bahkan hanya wings saja. Na ... Ini tidak berlaku bagi kami. Kami tetap memilih nasi sebagai teman menikmati wings hahaha ...
No comments:
Post a Comment