Ini adalah kering kentang, kacang dan teri buatan sendiri. Ya ... Setelah bertahun-tahun tinggal disini, baru kali ini papa dan mamaku mencoba membuat sendiri kering kentang kacang teri. Ternyata cara membuatnya mudah sekali. Mula-mula mama menggoreng kacang tanah, teri dan juga kentang. Pernah sekali waktu mama dan papa menambahkan tempe di dalamnya tetapi untuk proses pembuatan kering berikutnya, mama tidak menyertakan tempe. Kenapa? Sebab harganya mahal hehehe ... Setelah semua bahan kering siap, bahan berikutnya yang perlu disiapkan adalah sambal buatan sendiri (berbahan cabai, bawang putih, bawang bombay, ebi/teri, tomat yang digoreng dan dihaluskan lalu disimpan di dalam botol) yang diberi tambahan bawang putih, bawang bombai, daun jeruk, air asam dan gula merah. Caranya membuat mudah sekali: tumis bawang putih dan bawang bombay bersama sambal. Setelah berbau harum, tambahkan air asam dan gula merah parut. Aduk sampai semua tercampur. Lalu tambahkan irisan daun jeruk (yang diiris tipis-tipis sekali). Aduk sebentar, lalu masukkan bahan kering (kacang, teri dan kentang) dan aduk di dalam bumbu kering yang sudah ditumis sampai matang. Setelah kering matang (biasanya terasa pekat karena gula merah menjadi pengikatnya), matikan kompor dan dinginkan kering ini di penggorengan. Tunggu saja dengan sabar sampai kering siap dimasukkan ke dalam wadah. Hasilnya? Sudah pasti yummy hehehe ... O ya ... Biar tidak terasa pedesnya, sambal yang digunakan papaku tidalah banyak. Maklum, mamaku kan kurang senang pedas, jadi, level kepedasannya musti sangat rendah hehehe ... Kering kacang teri kentang ini merupakan makanan favorit kami sejak dulu. Hanya saja, karena belum pernah praktek membuat dan juga belum pernah berusaha mencari tahu cara membuatnya, papa dan mamaku tidak mengira bahwa proses membuat kering kacang teri kentang ini sangatlah mudah. Semua bahan tersedia dan tinggal mau mengolahnya atau tidak hehehe ... Sebagai teman menikmati kering ini, mama membuat variasi nasi menjadi nasi kuning atau nasi uduk tanpa santan. Cara membuat 2 varian nasi ini juga mudah sekali. Cuci beras seperti biasa, tambahkan daun salam, lemongrass (serai) dan garam di dalamnya dan biarkan rice cooker menanaknya hingga matang. Kalo mau nasi kuning, tinggal menambahkan bubuk turmeric/kencur di dalam rice cooker ini. Saat nasi siap dan kering menjadi lauknya, rasanya kami sanggup mengabiskan dua piring sekaligus saat kami menyantapnya ... Karena mudah membuatnya dan kami senang sekali memakai kering sebagai lauk, papa dan mamaku pun membuat kering kacang teri kentang ini dalam porsi lumayan. Tentunya, karena porsi sebelumnya nggak sempat bertahan lama hahaha ... Kalau melihat gambar yang diposting disini, rasanya kering kacang teri kentang ini kok membuat kami lapar hehehe ... Kalau ada yang tertarik, silahkan mencoba ...
Tuesday, March 24, 2015
Tuesday, March 17, 2015
SHORT SPRING BREAK: MAKAN SIANG
Yang ini sih makan siang ala kadarnya hehehe ... Habis, mau gimana lagi? Aku kan dah beneran lapar, na mama dan papa malah ngajak foto-foto duluan hehehe ... Ya sudah, akhirnya kami menuju area dining yang lumayan dikenal di Louisville ini yang bernama 4th Street. Di area ini, dengan mudah kita bisa jumpai aneka warung makan yang menawarkan berbagai menu baik menu lokal (asli US) maupun menu international (dari berbagai negara di luar US). Kami tidak memilih dengan rumit dimana kami akan menikmati acara santap siang. Biar semua keinginan bisa diakomodasi, kami memilih memasuki food court yang ternyata tidak seperti yang kami bayangkan hehehe ... Maksudnya? Kami mengira akan ada banyak pilihan yang bisa kami dapatkan disini. Yang terjadi, hanya ada 4 gerai yang buka siang hari ini: Subway, KFC & Taco Bell, Chinese Food dan Pizza corner. Sudah pasti aku nggak mau pindah dari tempat ini karena aku dah terlanjur lapar banget. Kami pun kemudian menuju counter Chinese Food dan memesan paket nasi/mie serta lauk plus air minumnya sekalian. Sebagai tambahan, papaku memesan ayam goreng di counter lain. Saat makanan sampai di meja kami, tanpa menunggu lama, kami pun mencicipi apa yang kami pesan. Gimana rasanya? Nggak mau komen ah hahaha ... Yang jelas, aku keburu lapar, jadi aku mau menikmati apa yang kupesan ... Selamat makan everyone ...
SHORT SPRING BREAK: LOUISVILLE KY
Panas terik menyertai acara jalan-jalan di downtown kota Louisville di negara bagian Kentucky. Ya ... Sebagai bagian dari acara liburan singkat di saat Spring Break ini, kunjungan alias acara jalan-jalan di downtown di kota Louisville memang sengaja kami rencanakan. Masih di hari Selasa tanggal 17 Maret tahun 2015. Kota Louisville yang terletak bersebelahan dengan jembatan penyeberangan (yang menjadi batas state Kentucky dan Indiana) sudah pernah kami kunjungi sebelumnya. Saat itu kami mendatangi taman indah yang ada di kota Louisville ini dan kami menghabiskan acara kami dengan memandang kali Ohio (Ohio River) dengan bentangan jembatan di atasnya. Ada beberapa jembatan yang kami lihat, termasuk jembatan untuk kereta api. Duduk di taman di pinggir kali Ohio waktu itu terasa menyenangkan, karena kami bisa merasakan sejuknya angin bertiup dari kali di depan kami. Na ... Kali ini kami sengaja jalan-jalan di kota Louisville. Downtown kota Louisville tidak jauh beda dengan downtown lain di negara ini. Ada bangunan bertingkat (yang berfungsi sebagai kantor, apartment, gedung kesenian, rumah ibadah dan seterusnya) yang berjajar di sepanjang ruas jalan. Siang itu, hanya ada satu tempat yang hendak kami tuju. Apakah itu? Warung makan. Warung makan apa? Warung makan apa saja hehehe ... Ya ... Setelah sepagian tadi kami berjalan-jalan di Bluegrass, siang ini kami rencananya akan makan siang bersama di Luouisville. Hanya saja, acara makan siang ini tidak bisa kami laksanakan segera karena papa dan mama belum memutuskan kami akan bersantap siang dimana. Jadi, sambil mencari warung makan, kami pun melihat-lihat apa isi downtown Louisville. Kami menikmati saja acara berjalan-jalan di sidewalk yang ada di downtown ini meski perut kami keroncongan hahaha ... Papa dan mama juga beberapa kali memintaku berhenti karena papa ingin mengambil gambar kami dengan latar belakang lanskap kota ini. Kami melihat kota ini lumayan sibuk (tetapi tidak sibuk sekali) karena kami datang di saat siang hari (setelah jam makan siang tetapi sebelum jam pulang kantor) dan di saat matahari bersinar dengan hangat. Beberapa orang kantoran (terlihat dari seragam mereka) nampak berjalan dari satu gedung ke gedung lain atau sedang menikmati jam istirahat mereka dengan duduk-dudk di bangku yang tersedia di sidewalk. Tentu keberadaan bangku ini tidak mengganggu pejalan kaki, melainkan menjadi salah satu alternatif lokasi bagi mereka yang ingin menikmati kota dengan duduk-duduk saja di situ. Persis di belakang deretan gedung ini terbentang kali Ohio. Jadi, kami nggak heran kalo angin lumayan terasa tiupannya. Lalu, apa saja yang kami lihat? Ada KFC Yumm Center (awalnya kami kira tempat makan yang dimiliki oleh warung makan jaringan milik Kolonel Sanders) yang merupakan salah satu gedung yang digunakan saat ada pertandingan basket berlangsung atau juga pertunjukkan musik. Gedung ini memiliki gift shop di situ dan juga ada counter makanan yang hanya buka saat ada kegiatan (pertandingan basket utamanya) dilangsungkan. Kami juga melihat ada tongkat baseball besar banget yang berdiri diantara gedung tinggi. Dalam salah satu gambar yang diposting disini, nampak kan tinggi tongkat baseball ini bahkan melebihi tinggi gedung di sebelahnya. Lalu juga ada Muhammad Ali Center yang kita kenal sebagai petinju legendaris. Kami juga menuju ke kawasan Fourth Street yang menjadi jantung kota Louisville karena disini ada satu blok jalan yang bebas kendaraan sehingga para pejalan kaki leluasa mengeksplorasi area ini. Tugu bertuliskan Fourth Street menjadi ikon area ini. O ya ... Sebelum sampai di area Fourth Street, ada bangunan unik dan menarik yang terletak di pojokan. Bangunan ini adalah Luoisville Visitor Center. Beberapa informasi dengan mudah (karena terlihat jelas) juga bisa kita temukan di sekitar downtown (berupa peta downtown yang bisa ditemukan di berbagai sudut jalan dalam info board, berupa flyer yang dengan mudah kita bisa dapatkan di beberapa tempat, dan seterusnya). Kota Louisville mungkin memang tidak besar sekali, namun lumayan nyaman untuk disinggahi. Selama kurang lebih 1.5 jam kami menyusuri downtown Louisville, sebelum kami menemukan warung makan yang kami cari. Sesudah acara makan siang selesai, kami kembali menyusuri kota ini sambil bersiap menuju ke kendaraan. Rasanya kami sudah cukup menikmati liburan pendek di kota ini. Sudah banyak yang kami lihat dan sudah banyak juga gambar yang kami koleksi. Sambil menikmati tiupan angin dari kali Ohio, kami berjalan dari satu blok ke blok lain hingga kami kembali ke kendaraan. Kami merasa sudah cukup menghabiskan waktu di Lousiville dan kami merencanakan kembali ke Bloomington sebelum jam kantor bubar hehehe ...
SHORT SPRING BREAK: BLUEGRASS FACTORY OUTLET
Acara liburan dalam rangka spring break dilanjutkan hari ini, Selasa, tanggal 17 Maret tahun 2015. Papa dan mama mengajakku menuju salah satu tempat yang bernama bluegrass factory outlet. Kompleks toko ini terletak di negara bagian Kentucky dan berjarak kurang lebih 2 jam dari desa Bloomington. Sengaja kami kemari karena kami ingin melihat-lihat ada barang apa saja disitu. Sesampainya kami di parking lot di area ini, kami melihat kendaraan tidak banyak yang diparkir. Hari masih lumayan pagi dan kami tidak datang di hari libur regular. Segera saja kami bertiga menyusuri satu demi satu tempat aneka barang ditawarkan. Seperti yang kuceritakan di awal, tempat ini relatif sepi pengunjung karena saat kami datang kesini, hari masih lumayan pagi dan waktu yang kami pilih bukan weekend. Karena sepi, kami leluasa melihat-lihat isi kompleks perniagaan ini tanpa tergesa-gesa. Toko-toko yang ada disini sedikit berbeda dengan deretan outlet yang kami lihat di Edinburgh. Ada walking area yang tertutup kanopi sehingga para pengunjung tidak merasakan sengatan sinar matahari di siang hari terik atau mereka tidak terkena tampias air hujan di saat hujan turun. O ya ... Desain kompleks ini juga sedikit berbeda dengan desain deretan toko yang ada di Edinburgh. Toko diatur berjajar sesuai dengan jenis item yang dijualnya. Deretan toko yang menjual tas ada di satu sisi. Sisi lain adalah deretan toko yang menawarkan sepatu. Deretan berikutnya berisi aneka toko yang menjual pakaian. Demikian seterusnya. Tentu kami tidak memasuki semua toko. Kami masuk ke beberapa toko saja karena ada beberapa item barang yang ingin kami lihat. Dari semua toko yang kami datangi, toko (permen) coklat adalah tempat yang paling menarik hatiku. Mengapa? Karena kami mendapat sample coklat gratis hehehe ... Di toko coklat yang lumayan besar ini kami mendapat informasi bahwa kompleks pertokoan ini baru dibuka Juli tahun lalu (2014). Toko ini sendiri baru dibuka awal tahun ini, jadi, toko ini masih relatif baru. Aneka produk coklat tampak dijual disini dan ada banyak potongan harga yang membuat kami tertarik untuk membelinya hehehe ... Meski hanya sedikit, kami membeli satu dus kecil coklat berisi 16 kantong dengan 4 varian rasa. Aslinya, dus coklat ini dihargai 15 dolar. Hari itu, kami bisa membelinya seharga 5 dolar saja. Lumayan kan? Juga, kami melihat coklat yang memiliki wadah bertuliskan state lain. Jadi, kalo kami iseng, kami bisa saja membeli coklat dengan wadah bertuliskan state tertentu yang belum mesti tempat itu kami datangi hehehe ... Ngomong-ngomong, berapa lama kami berada di tempat ini? Nggak lama-lama amat sih karena kami akan mengunjungi satu tempat lagi sebelum kami pulang ke Bloomington. Kata mama, biar nanti kami nggak ketemu macet, kami akan berusaha sampai di lokasi berikutnya setelah jam makan siang usai (setelah jam 1.30). Menurut GPS, jarak tempuh dari Bluegrass menuju lokasi berikutnya memerlukan waktu sekitar 20 menitan. Nggak lama kan? Jadi, kami pun kemudian menyesuaikan waktu kami hari ini di Bluegrass dengan jadwal yang sudah kami buat. Ya ... Piknik memang menyenangkan! Apalagi di saat cuaca bersahabat seperti ini! Yay ...
Monday, March 16, 2015
SHORT SPRING BREAK: WEST BOGGS LAKE
Na ... Setelah mengunjungi kampung Amish di Montgomery, kami bertiga melanjutkan acara jalan-jalan siang hari ini ke tempat lain. Masih di hari Senin, tanggal 16 Maret tahun 2015. Dalam perjalanan kembali ke Bloomington dari Montgomery, kami sempatkan untuk mampir sebentar ke West Boggs Lake (Park and Recreation) yang bisa diintip melalui website http://www.southernin.com/Pages/archives/august_00/west_boggs.html. Area ini berada persis di pinggir jalan yang kami lewati saat kami menuju kampung Amish maupun saat kami pulang dari kampung Amish. Kenapa papa dan mama mengajakku mampir kesitu? Karena lokasi ini terjangkau oleh kami hehehe ... Juga, karena hari masih siang dan yang jelas karena mamaku sangat suka masuk ke dalam hutan untuk melihat aneka fasilitas yang ada di dalamnya. Saat kami sampai di gardu jaga, tidak nampak petugas yang berjaga. Kami kemudian berhenti di belakang sebuah kendaraan dan bertanya bagaimana caranya kami bisa masuk kompleks taman ini. Rupanya, lokasi di dalam park ini diutamakan untuk kegiatan fishing dan camping. Jadi, umumnya pengunjung yang datang adalah mereka yang memiliki kartu keanggotaan. Namun, tidak berarti yang bukan pengunjung tidak boleh masuk. Ada one day pass seharga 6 dolar yang bisa kami beli. Kami kemudian membeli 1 day pass dan memasuki area camping dan memancing yang sepi ini. Sepi? Ya ... Musim liburan kan belum mulai, jadi, nggak heran kalo park ini masih sepi. Kami kemudian mengarahkan kendaraan menuju lake dan memutuskan memarkir kendaraan disitu karena kami langsung tertarik melihat danau yang tenang dengan dermaga mini yang berjajar rapi di salah satu bagian danau. Kami beruntung karena cuaca hari ini lumayan bersahabat sehingga kami bisa mengambil gambar dengan leluasa. Kata mama, kami beruntung sekali akhirnya memutuskan mampir ke tempat ini karena ada banyak lokasi pengambilan gambar yang bisa kami gunakan hehehe ... Aku sebenarnya agak malas mengikuti acara ambil gambar di tempat terbuka seperti ini. Maklum, aku kan agak kurang menikmati suhu panas di outdoor hehehe ... Namun mama dan papaku memiliki pandangan yang berbeda mengenai cuaca yang lumayan panas siang ini. Kata papa dan mama, setelah berminggu-minggu kita berada di dalam rumah karena kedinginan, hari ini kita sudah mulai menikmati hangatnya suhu di luar ruang. Makanya, mama dan papaku begitu bersemangat mengambil banyak gambar, sementara aku memilih pasif saja hahaha ... Kira-kira 20 menit berada di dalam taman ini dan juga mengambil bebebapa gambar, kami kemudian memutuskan untuk menyudahi acara jalan-jalan siang hari ini. Kami kembali ke kendaraan dan bersiap untuk melanjutkan perjalan kami ke salah satu tempat berlibur berikutnya sebelum kami kembali ke rumah. Ya ... Mumpung hari ini cuaca sangat bersahabat, kami nggak mai menyia-nyiakannya dengan banyak berada di rumah hehehe ... Kami pun bersemangat melanjutkan acara jalan-jalan hari ini ke tempat lain ... Yay ...
SHORT SPRING BREAK: AMISH VILLAGE - GASTHOF IN
Hari Senin, tanggal 16 Maret 2015, papa dan mamaku mengajakku menuju kampung Amish yang terletak di Montgomery yang berjarak sekitar 1 hingga 1,5 jam dari Bloomington. Sebenarnya, nama Amish sudah seringkali kami dengar. Waktu kami berkunjung ke Michigan (Fremont) kami melewati kampung Amish yang memiliki keunikan tersendiri. Saat kami berjalan-jalan di farmer market, selalu ada stand milik warga Amish yang menjajakan aneka sayuran dan buah serta hasil olahan mereka (madu, keju, dst). Lalu, apakah yang dimaksud dengan Amish? Menurut wikipedia, ada keterangan yang berbunyi demikian The Amish (/ˈɑːmɪʃ/; Pennsylvania Dutch: Amisch, German: Amische) are a group of traditionalist Christian church fellowships, closely related to but distinct from Mennonite churches, with whom they share Swiss Anabaptist origins. The Amish are known for simple living, plain dress, and reluctance to adopt many conveniences of modern technology. The history of the Amish church began with a schism in Switzerland within a group of Swiss and Alsatian Anabaptists in 1693 led by Jakob Ammann. Those who followed Ammann became known as Amish. In the early 18th century, many Amish and Mennonites immigrated to Pennsylvania for a variety of reasons. Today, the most traditional descendants of the Amish continue to speak Pennsylvania German, also known as "Pennsylvania Dutch". However, a dialect of Swiss German predominates in some Old Order Amish communities, especially in the American state of Indiana. As of 2000, over 165,000 Old Order Amish live in the United States and about 1,500 live in Canada. A 2008 study suggested their numbers have increased to 227,000, and in 2010 a study suggested their population had grown by 10 percent in the past two years to 249,000, with increasing movement to the West. Amish church membership begins with baptism, usually between the ages of 16 and 25. It is a requirement for marriage, and once a person has affiliated with the church, he or she may marry only within the faith. Church districts average between 20 and 40 families, and worship services are held every other Sunday in a member's home. The district is led by a bishop and several ministers and deacons. The rules of the church, the Ordnung, must be observed by every member and cover most aspects of day-to-day living, including prohibitions or limitations on the use of power-line electricity, telephones, and automobiles, as well as regulations on clothing. Most Amish do not buy commercial insurance or participate in Social Security. As present-day Anabaptists, Amish church members practice nonresistance and will not perform any type of military service. Members who do not conform to these community expectations and who cannot be convinced to repent are excommunicated. In addition to excommunication, members may be shunned, a practice that limits social contacts to shame the wayward member into returning to the church. Almost 90 percent of Amish teenagers choose to be baptized and join the church. During adolescence umspringa ("running around") in some communities, nonconforming behavior that would result in the shunning of an adult who had made the permanent commitment of baptism, may meet with a degree of forbearance. Amish church groups seek to maintain a degree of separation from the non-Amish world, i.e. American and Canadian society. There is generally a heavy emphasis on church and family relationships. They typically operate their own one-room schools and discontinue formal education at gradeeight, at age 13/14. They value rural life, manual labor and humility. Ya ... Amish sebenarnya merupakan satu komunitas yang melestarikan cara hidup mereka dengan apa yang mereka yakini. Tidak berarti mereka berbeda atau kuno, melainkan karena mereka memiliki nilai-nilai yang mereka yakini sendiri. Di benua ini, komunitas Amish berdampingan dengan komunitas warga non Amish dan semua saling menghormati. Na ... Komunitas Amish yang kami kunjungi kali ini, merupakan salah satu yang terdekat dari Bloomington. Kami tentunya mempelajari website mereka terlebih dahulu (http://gasthofamishvlg-com.webs.com/)sebelum kami mendatangi tempat ini. Kami berangkat dari rumah pukul 9.45 dan sampai di lokasi sekitar pukul 11 lebih sedikit. Kompleks Amish yang kami datangi sudah lumayan modern karena mereka memiliki penginapan yang disewakan, gift shop dan juga warung makan. Saat kami memarkir kendaraan di depan penginapan, kami tidak menjumpai anggota komunitas Amish hilir mudik. Lokasi ini nampak sepi. Kami pun kemudian memutuskan memasuki warung makan yang ternyata baru saja buka di jam 11 siang. Belum banyak pengunjung yang datang, sehingga kami lumayan leluasa melihat-lihat. Kami kemudian memutuskan memulai saja acara santap siang di warung makan yang menyediakan menu all you can eat atau buffet. Untuk entree tersedia sup dan salad. Untuk main course tersedia makanan khas negara ini (jagung, mashed potato, chicken, green bean, steamed broccoli dan seterusnya) serta tak ketinggalan dessert (pie dan cookies). Sambil menikmati isi piring kami, kami mencermati desain dining room yang luas dan menyenangkan ini. Deretan meja makan dengan taplak kotak-kotak merah putih seolah menjadi ciri khas warung makan ini. Demikian juga interior desain yang ada disini terasa sangat istimewa. Semua terbuat dari kayu dan terlihat sangat kokoh. Beranjak siang, meja makan semakin dipenuhi pengunjung. Kami pun kemudian menyudahi acara makan siang kali ini dan kemudian menyempatkan diri mengambil bebebapa gambar di sekitar kompleks Amish Village ini. Siang hari terasa semakin hangat dan kesunyian terasa di area terbuka luas yang ada di area ini. Ah ... Sayang sekali tidak banyak yang bisa kami lakukan disini. Kami pun kemudian menyudahi acara singkat jalan-jalan dalam rangka spring break di kampung Amish. Sudah pasti kami merasa senang hanya saja kami merasa sayang karena tidak banyak yang bisa kami lihat ...
Sunday, March 15, 2015
CHOCOLATE MOOSE
Minggu pagi hingga siang hari ini udara terasa sangat manis dan hangat. karenanya, sesudah pulang dari gereja, mama mengajakku dan papa mampir di kedai es krim Chocolate Moose yang ada di downtown. Kedai es krim ini merupakan kedai es krim lokal (bukan jaringan atau chain) sehingga kedai sejenis hanya bisa ditemukan di Bloomington. Es krim yang mereka jual lumayan populer di Bloomington ini. Meski baru pertama kali kami mendatangi kedai ini, kami sebenarnya sudah pernah mencicipi es krim buatan Chocolate Moose di tempat lain. Ya ... Mereka juga sering berpartisipasi di berbagai event yang diselenggarakan oleh pemkot Bloomington seperti di Farmer Market atau di acara Taste of Bloomington. Karena es krim mereka nggak dengan mudah bisa dijumpai di tempat lain, es krim yang mereka jual memiliki harga yang sedikit berbeda dibanding dengan harga jual es krim produk massal. Na ... Siang itu kami pun bersemangat mengantri di depan petugas yang dengan sigap menjawab semua pertanyaan yang diajukan pembeli. Seperti biasa, daftar menu es krim (dan variannya) tertera di papan informasi dan kalau menginginkan, kita bisa mencicipinya terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli. Tentu mencicipi dalam porsi mini banget hehehe ... Siang hangat ini rasanya sangat cocok untuk dinikmati dengan makan es krim. Apalagi Bloomington tidak terlalu ramai karena spring break sudah mulai, jadi, mengantri di depan jendela Chocolate Moose pun terasa cepat. Apa yang kami pesan? Aku memilih float, mama memilih sundae dan papa memilih blizz. Coba perhatikan ketiga macam pesanan kami dalam gambar. Sundae pilihan mama bertabur kacang. Float pilihanku dengan tambahan es krim strawberry. Blizz pilihan papa dengan tambahan es krim rasa berry. Ya ... Kata papa, es krim yang menjadi favoritnya adalah es krim rasa buah. Sementara, mama jelas memilih tambahan karamel di sundae-nya. Setelah ketiga pesanan kami dapatkan, kami nikmati isi cup kami masing-masing. Kami juga saling mencicipi es krim masing-masing. Jelas semua terasa beda hehehe ... Sebenarnya kami lumayan menikmati hangatnya mentari sambil makan es krim. Namun apa daya, angin terasa bertiup lumayan kencang. Kami pun kemudian memutuskan meneruskan kegiatan makan es krim di dalam kendaraan saja daripada kami menikmati es krim di luar ruang tapi kami merasa kedinginan hehehe ... Sesudah es krim habis, kami pun kemudian pulang. O ya ... Ini website chocolate moose yang lumayan populer di Bloomington http://chocolatemoosebloomington.com/menu. Pinginnya, kami datang kembali ke Chocolate Moose untuk menikmati varian es krim lainnya hehehe ...
Saturday, March 14, 2015
PUDING COKLAT SUSU
Puding coklat susu ini gampang sekali cara membuatnya. Karena gampang, puding ini seringkali menjadi dessert dadakan di saat ide membuat dessert (yang tidak sesederhana) sedang buntu hehehe ... Apa saja bahan-bahannya? Susu yang direbus bersama dengan choco chips. Tambahkan nutella dan juga coklat bubuk kalo menginginkan warna puding menjadi lebih coklat. Tunggu sampai semua bahan ini tercampur dan hampir mendidih. Dalam wadah lain, campur susu dengan agar-agar dan kemudian masukkan ke dalam bahan puding yang masih direbus. Aduk terus adonan di dalam panci sampai matang dan kemudian dinginkan. Jadi deh puding susu yang disiapkan dengan bahan biasa dan proses pembuatannya juga kilat hehehe ... Mengenai takaran, semua sesuai selera. Mau membuat puding berwarna putih ya bisa saja. Choco chipsnya tentu dipilih yang berwarna putih dan juga agar-agarnya dipilih yang juga berwarna putih. Tambahan bubuk coklat dan juga nutella ditiadakan hehehe ... Sebaliknya, kalo mau membuat puding berwarna coklat, ya tinggal disesuaikan bahannya. Bahan utama berupa susu, bisa saja dipilih dari susu coklat atau susu putih. Warna coklatnya bisa didapat dari bahan lain. Sejatinya, pudding susu berwarna merah muda bisa juga kita buat dari kombinasi susu putih dan agar-agar berwarna merah. Hmmm ... Semua menjadi mudah kan ternyata? Iya betul ... Kata mama, memasak memang menjadi kegiatan yang menyenangkan kalau kita mau sedikit (atau banyak juga boleh) berkreasi. Bahan yang diperlukan kadang sangat sederhana/simple dan mudah didapatkan. Tinggal kita mau mencobanya atau tidak hehehe ... Yuk mari kita nikmati puding susu coklat ala RB 802 ...
Thursday, March 5, 2015
DADAR GULUNG
Ya ... Percobaan pertama membuat dadar gulung ini dilakukan oleh mamaku di malam hari di hari Kamis tanggal 6 Maret 2015. Dadar gulung adalah makanan selingan khas tanah air yang umum ditemukan di berbagai tempat. Kali ini, mama mencoba membuatnya. Mula-mula mama membuat isi dadar gulung yang terdiri atas parutan kelapa yang dimasak bersama dengan gula jawa dan air. Campuran gula jawa dan parutan kelapa ini dimasak hingga tidak lagi ada kuah/air yang tersisa. Setelah isi dadar gulung siap, barulah mama mengolah kulit dadar gulung. Bahan-bahannya sangat mudah ditemukan: tepung terigu, telor (1 butir), santan dan air putih. Untuk pewarna, campurkan sedikit pewarna dari rebusan air pandan yang berwarna hijau. Cara membuat adonan kulit ini mudah sekali: telor dikocok kemudian masukkan terigu, santan dan air serta aduk sampai semua tercampur sempurna dan tentunya encer saja. Setelah itu tambahkan sedikit pewarna agar kulit dadar gulung menjadi hijau. Sesudah itu siapkan penggorengan dengan minyak sangat sedikit dan setelah penggorengan panas, masukkan adonan dadar gulung sedikit demi sedikit (sesendok sayur) ke dalam penggorengan dan tunggu hingga matang. Setelah semua kulit siap, barulah proses terakhir pembuatan dadar gulung siap. Apa itu proses terakhirnya? Mengisikan campuran kelapa dan gula merah ke dalam kulit dadar gulung dan bentuk dadar gulung seperti kita membentuk lumpia goreng. Sesudah isi masuk ke dalam kulitnya, jadilah dadar gulung ala RB 802 seperti yang ada dalam gambar. Gimana rasanya? Lumayan ... Paling tidak, untuk percobaan pertama, menurutku dan papa, dadar gulung buatan mama lumayan enak hehehe ... O ya ... Dadar gulung ini nggak jauh beda dengan crepes. Hanya saja, crepes bisa lebih tipis dan lebih crunchy dari kulit dadar gulung yang kadang terlihat lebih basah dan tidak terasa kres kres kres ...
Monday, March 2, 2015
MASIH BERSAMA SALJU DI AWAL MARET 2015
Senin sore, 2 Maret tahun 2015, papa dan mama berjalan-jalan ke area Sample Gate di dekat kampus. Mama dan papaku naik bus dari rumah dan sekitar 1 jam kemudian papa dan mamaku sudah sampai di rumah kembali. Aku sengaja nggak mau ikut acara jalan-jalan kali ini karena aku merasakan udara yang lumayan dingin menggigit tulang saat kami berada di luar ruang. Namun demikian, papa dan mamaku bersemangat berjalan-jalan berdua sore ini. Kalau ditanya apa sebabnya, sudah jelas apa jawabnya. Karena matahari bersinar dengan cerah, salju masih lumayan tebal dan udara lumayan bersahabat (bersahabat menurut mama lho ya, bukan menurutku hehehe ...). Kombinasi ini menjadi alasan yang kuat bagi kedua orang tuaku untuk berjalan-jalan dan utamanya mengambil gambar. Mama bahkan sengaja memakai jaket yang tidak terlalu tebal sore ini karena mama merasa suhu udara masih bisa ditoleransi. Melihat gambar yang diposting disini, nampak beberapa gambar yang diambil mama dan papa sore itu memang berlokasi di sekitar Sample Gate. Matahari masih lumayan cukup menyinari acara pengambilan gambar sore itu hehehe ... Kata papa dan mama, ada lumayan banyak orang yang juga mengambil gambar sore itu. Maklum, setelah berhari-hari banyak orang memilih tinggal di dalam gedung (indoor) karena dinginnya suhu di luar ruang, sore ini seolah musim semi beneran sudah datang hehehe ... Meski salju masih menumpuk di banyak tempat, cahaya matahari yang bersinar seolah mengundang banyak orang untuk menikmati keindahan dan kehangatan suhu di luar ruang. Menikmati kampus yang masih berselimutkan salju, selalu menjadi salah satu yang disukai mamaku dan papaku. Apalagi salju tahun ini datang di bulan Februari dan Maret alias menjelang datangnya musim semi. Ya ... Kalau melihat postingan sebelumnya, salju di musim dingin kali ini tidak banyak menampakkan dirinya di saat musim dingin mencapai puncaknya (Desember dan Januari). Salju justru banyak turun di saat musim dingin hampir berakhir. Salju yang turun pun lumayan tinggi atau banyak volumenya. Namun, jangan salah ... Banyak state di pantai timur (east cost) negara ini lumayan menderita pada saat musim dingin kali ini karena badai salju yang menimpa nggak tanggung-tanggung menurunkan saljunya. Tumpukan salju sungguh menggunung dan suhu udara turun drastis. Hmm ... Kami yang berada di midwest masih lumayan beruntung hehehe ... Meski salju turun, kami masih tetap bisa berkegiatan (ya memang sekolahku sempat tutup atau delay, namun salju yang turun masih lebih sedikit volumenya dibanding salju yang turun di negara bagian di pantai timur). Ah ... Kok aku jadi ngomongin salju ya hehehe ... Saat matahari mulai tenggelam, papa dan mama kemudian menyudahi acara ambil gambar sore itu. Ternyata suhu udara mulai terasa dingin dan bertambah dingin setelah matahari tenggelam. Sambil menunggu bus datang, papa dan mamaku mampir sebentar di salah satu kedai kopi yang ada di dekat area Sample Gate ini. Setelah kopi diperoleh, papa dan mama kemudian kembali ke Sample Gate dan menunggu bus datang. Mama merasakan suhu semakin dingin, sementara papa biasa saja. Kenapa bisa begitu? Karena mama hanya memakai jaket tipis saja hahaha ...
Subscribe to:
Posts (Atom)