Acara naik kano di sore hari, di Fremont, di hari Senin tanggal 29 Juli 2013 kami sudahi. Matahari mulai meredup dan kami memutuskan untuk melanjutkan acara malam ini dengan membuat api unggu atau disebut juga dengan bonfire. Api unggun merupakan salah satu acara yang lumayan digemari di US sebagai salah satu kegiatan yang mewarnai acara kumpul-kumpul. Sambil menyalakan api unggun, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, diantaranya ngobrol, makan (menikmati makanan yang khas disantap di saat api unggun, menyanyi atau pun sekedar duduk-duduk). Lalu, apa yang kami lakukan? Jessi mengajak kami mendekati lubang (fire place) yang sudah tersedia di belakang rumah. Fire place yang umum dibuat adalah berbentuk lubang di kebun/halaman yang di pinggirnya diberi batu (entah permanen maupun tidak). Jadi, api akan menyala dari dalam lubang tersebut. Sudah pasti kami akan memerlukan kayu untuk bisa membuat api unggun. Jessi dan keluarganya memiliki tumpukan kayu yang siap dipergunakan saat ada acara api unggun. Kayu ini tertata dengan rapi dan berjumlah cukup banyak (bisa dipakai untuk beberapa kali acara api unggun). Jessi bersama aku, papa dan mama mengambil kayu secukupnya kemudian meletakkan di dalam lubang untuk api unggun. Jessi mengajari kami menyusun api unggun ini agar mudah penyalannya. Kayu disusun menyerupai piramid atau kerucut dan kami perlu menyiapkan celah untuk menyalakan api dimuali dari tumpukan terbawah. Kayu yang sudah disusun menyerupai piramid ini kemudian siap dinyalakan. Jessi kemudian memberi tahu kami bahwa untuk menyalakan api unggun ini, kami tidak memerlukan minyak. Ada sebuah ranting kecil yang merupakan penghantar panas yang baik. Ranting ini kemudian dinyalakan dengan korek dan dicoba dimasukkan ke celah untuk menyalakan api. Usaha ini tidak membawa hasil memuaskan hehehe ... Setelah beberapa kali mencoba, api unggun tidak bisa menyala dengan memuaskan. Sebentar-sebentar api mati. Lalu, apa yang kami lakukan? Jessi pun berinisiatif mengambil koran bekas dan kami memulai lagi upaya menyalakan api unggun ini. Sebentar saja menyalakan api, kayu mulai terbakar dengan bantuan koran bekas ini. Jadilah api unggun kami menyala dengan besarnya hehehe ... Kami kemudian duduk mengelilingi api unggun di kursi yang tersedia. Barbara (ibu Jessi) dan Betsy (kakak Jessi) bergabung bersama kami. Mereka nampak sudah siap menikmati acara bonfire ini dengan memandang pemandangan danau yang indah. Bersama Betsy dan Barb, Jessi kemudian mulai memanggang s'more (nama makanan yang lazim dinikmati di saat bonfire seperti ini). Smore sebenarnya berasal dari kata some more (tambah lagi). Sudah pasti alasannya jelas, karena makanan ini enak, makanya pingin nambah lagi hehehe ... Smore ini berbahan cracker, marsmallow dan coklat. Cara membuatnya mudah sekali. Crackers (biasanya dikenal dengan nama graham crackers) akan dikombinasi dengan marshmallow dan coklat batangan yang dilelehkan. Marshmallow akan dipanggang dalam api unggun sehingga menjadi kenyal dan kemudian dimasukkan ke dalam crakers dengan coklat yang dilelehkan. Jadi, susunannya adalah: cracker, marshmallow (panas - untuk memelhkan coklat), coklat batangan dan cacker lagi. Gimana rasanya? Sudah pasti yummy hehehe ... Selain itu, ada apa lagi? Kalo kita mau BBQ dengan menggunakan api unggun, kita bisa saja memanggang sosis dan burger. Api sudah tersedia, jadi tinggal menyesuaikan saja apa yang mau kita panggang hehehe ... Sambil menikmati smore, kami pandangai danau yang semakin menggelap. Matahari beneran sudah besembunyi dan bayangannya tidak lagi nampak di atas danau. Sambil merasan tiupan angin, kami nikmati kemewahan ini. Bagaimana tidak mewah? Kami berada di alam terbuka, bisa memandang danau dari dekat, bisa menikmati api unggun, bisa menghirup kesegaran udara dan masih banyak lagi kemewahan yang kami dapatkan. Summer ini begitu indahnya. Kami berkesempatan memandang dari dekat perpaduan danau, hutan dan udara segar hanya dari belakang rumah. Ya ... Kami ikut merasakan kemewahan ini karena undangan Jessi untuk bermalam di rumahnya. Rumah yang menurut kami adalah resort, tempat semua hiruk pikik, kebisingan dan kesibukan menjadi tiada. Semua itu seolah tenggelam dan tak nampak serta tak terasakan dari sini. Kami merasa damai dan relaks di sini. Rasanya pikiran menjadi tenang dan tidak ada rasa "kemrungsung". Apalagi yang kami perlukan selain menikmati keindahan langka seperti ini? Gak setiap hari lho, kami berkesempatan menikmati kemewahan seperti ini. Menyaksikan matahari tenggelam dengan duduk di teras belakang yang berbatasan dengan danau sekaligus menikmati api unggun yang menghangatkan badan di malam yang tidak terlalu dingin ini. Tak terasa, matahari beneran menghilang dari pandangan. Kami pun tahu, jam sudah mulai malam, karena di saat summer seperti ini, matahari tenggelam di jam 8 malam. Segera kami pun bersiap kembali masuk ke dalam rumah setelah membereskan aneka perlengkapan yang kami pergunakan saat menyalakan dan menikmati api unggun. Setelah semua bersih dan kembali ke tempat penyimpanan (api unggun sudah mati), kami pun segera masuk rumah dan bersiap melakukan kegiatan berikutnya. Apakah itu?
No comments:
Post a Comment