Setelah berjalan-jalan di sekitar rumah Jessi, kami memutuskan satu kegiatan lain di hari ini yaitu canoing. Lagi? Iya hehehe ... Kami ingin kembali merasakan naik kano di danau hehehe ... Kami pun segera menuju bagian belakang rumah Jessi dan bersiap beraktiftas dengan menarik kano yang bersandar di pohon dan menyeretnya ke danau. Sama seperti kemarin, kami juga menyiapkan dayung yang akan kami gunakan saat kami berkano. Hanya saja, kali ini aku akan berpasangan dengan papa (tandem), mama dengan Jessi dan ibu Jessi akan naik kano sendirian. Aku dan papa segera mengenakan pelampung dan aku naik duluan ke atas kano sebelum papa mendorong kano menjauh dari daratan. Papa kemudian naik di bagian belakang dan kami mulai mengayuh kano bersama-sama. Namun, aku dan papa tidak bisa bekerja sama dengan baik karena papa sibuk dengan kameranya dan aku rasanya seperti harus mengayuh dayung sendirian hahaha ... Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke pinggir danau dan aku berganti kano yang digunakan untuk 1 orang saja. Papa tidak melanjutkan berkano, sementara aku berkano bersama dengan Barbara (ibu Jessi). Kata papa, papa hanya akan mengambil gambar saja. O ya ... Saat aku dan papa berkano berdua, papa dan aku tidak bisa mengendalikan kano dengan baik. Akibatnya, kami kesulitan maju, mundur, belok kanan maupun belok kiri. Koordinasi antara aku dan papa tidak berjalan baik hehehe ... Saat aku berkano sendiri, ceritanya menjadi lain. Aku lebih bisa mengendalikan kano sesuai dengan kemampuanku hehehe ... Aku dan ibu Jessi kemudian mengejar mama dan Jessi yang sudah jauh di depan. Kata Barbara, kami akan menuju sebuah pulau dimana kami bisa menyandarkan kano dan bermain sebentar disitu. Kata Barbara pula, biasanya Jessi berenang sampai di pulau itu. Mau tahu jaraknya? Lumayan jauh hehehe ... Kata ibu Jessi, saat Jessi berenang, biasanya Barbara akan menemani dengan naik kano, sehingga kalau ada kapal lewat, Jessi tidak perlu khawatir. Saat kami berkano di danau ini, kami juga bertemu dengan kapal bermotor (boat) dan juga kapal layar. Siang yang cerah rasanya menjadi alasan yang sempurna untuk beraktifitas di danau. Kira-kira 20 menit kami mengayuh dayung, kami sampai di pulau yang dimaksud. Kami kemudian turun dari kano dan menarik kano kami ke daratan. Kami tentunya harus yakin bahwa kano tersimpan aman di daratan, karena kalo nggak begitu, kano bisa terapung ikut aliran danau dan menjauh dari kami. Kalo itu yang terjadi, kami hanya punya 2 pilihan, berenang untuk pulang atau tinggal di situ saja hehehe ... Yang pasti, daratan ini gak jauh dari kompleks perumahan Jessi, jadi kami gak perlu terlalu khawatir. Setelah kano naik ke daratan, kami segera melihat ada apa sebenarnya di pulau kecil ini. Kata ibu Jessi, di pulau ini ada kolam kecil yang memiliki air yang sangat dingin. Kami diminta untuk mencoba memasukkan kaki kami di danau kemudian memasukkan kami kami di kolam ini. Dan memang benar terasa bedanya. Kolam kecil ini memiliki air yang sangat duingin hehehe ... Kami kemudian melihat-lihat sekeliling pulau ini. Ada apa lagi? Ada ular air (water snake) yang dilihat Jessica. Kami bertiga gak secermat Jessica rupanya, jadi saat Jessica melihat ular itu ada di dahan pohon yang tumbang (warna sisik ular nyaris sama dengan warna dahan) dan menunjukkannya pada kami, kami baru tahu ada ular disitu. Setelah puas di pulau kecil ini, kami memutuskan untuk kembali ke rumah Jessi. Kami kemudian menarik kano dan mulai mendayung lagi. Matahari semakin meninggi, jadi badan rasanya semakin hangat. Setelah selama 20 menit kami mendayung, kami sampai di rumah Jessi lagi. Kata Jessi, untuk membedakan mana rumah Jessi dengan rumah tetangganya bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Dari danau, pemandangan ke rumah-rumah yang berjajar memang nampak sangat berbeda. Rumah-rumah ini terlihat cantik dan unik. Bangunan rumah jelas berbeda-beda termasuk warna catnya dan penataan halaman belakangnya. Banyak ruanh yang memiliki dermaga dan ada boat yang bersandar di dekatnya. Ada juga rumah dengan pelampung mengapung di danau yang biasanya dipakai untuk berjemur. Jessi memberi tahu aku dan mama adanya pelampung berwarna kuning yang mengapung di belakang rumahnya. Pelampung ini berukuran lumayan lebar. Saat kami mendekati pelampung itu, kami tahu kami sudah hampir sampai di rumah Jessi. Kami bertambah bersemangat mengayuh kano kami hehehe ... Ketika kano menyentuh pasir di halaman belakang rumah Jessi, kami segera turun dari kano dan menariknya ke daratan. Lalu papa datang membantu dan menyandarkan kano di pohon. Senangnya bisa menikmati siang ini dengan berkano ...
No comments:
Post a Comment