Setelah tinggal dan menginap di rumah Jessi selama 2 hari 1 malam, hari Selasa, tanggal 30 Juli 2013 jam 12 siang, kami bertiga sudah berada kembali di dalam kendaraan dan siap berangkat menuju Bloomington. Cuaca yang cerah di musim panas ini kami harapkan dapat menemani kami dalam perjalanan yang diperkirakan akan menempuh waktu 7 jam. Papa sudah langsung menset GPS dengan tujuan home. Jadi, kami tinggal mendengarkan dan mengikuti petunjuk GPS. Saat kami meninggalkan rumah Jessi, kami melihat kembali danau yang ada di belakang rumah Jessi. Jejeran rumah di kompleks perumahan ini terlihat rapi dan indah. Sunyi tetap terasa, demikian juga rasa damai. Kami ingat kemarin sore kami juga sempat berkunjung ke kota Fremont dan mampir di sebuah danau yang (nampaknya) lebih luas dari danau yang ada di belakang rumah Jessi. Kami juga menyempatkan diri untuk berkunjung sebentar ke salah satu area yang banyak dihuni orang Amish, melihat kereta yang lewat, sekolah, perkebunan dan tanah pertanian milik mereka. Umumnya mereka hidup dalam satu lingkungan yang
besar. Amish adalah masyarakat US yang memilih tidak menggunakan listrik dan produk berteknologi dalam kehidupan seh
ari-hari mereka. Mereka juga memiliki kendaraan berupa kereta kuda (buggy). Konon, sistem pendidikan yang mereka terapkan juga berbeda dengan sistem pendidikan yang dikelola pemerintah US. Mereka memiliki kurikulum mereka sendiri. Di area yang banyak ditinggali orang Amish, ada banyak tanda lalu lintas berupa gambar kereta. Arti tanda lalu lintas ini adalah, ada banyak buggy yang melewati area ini. Seperti yang mungkin kita tahu, orang Amish memiliki cara berpakaian yang khas. Untuk kaum pria, mereka biasnya mengenakan celana panjang warna gelap (non jeans) dan baju putih lengan panjang. Rata-rata kaum pria Amish memiliki jenggot dan jambang. Mereka juga memakai topi (straw). Untuk kaum perempuan mereka memakai rok yang khas modelnya, roknya berbahan kain dan memiliki warna polos. Mereka juga mengenakan penutup rambut yang khas (bonnets). Kami sudah pasti tidak bisa mengambil gambar mereka karena mereka tidak mengijinkan kegiatan foto-memfoto seperti ini. Kami hanya melihat mereka saat kendaraan yang kami naiki melintas di areal tempat orang Amish
berkegiatan. Menurut Jessika, meski mereka umumnya tinggal berkelompok, berkegiatan berkelompok dan memiliki kehidupan yang tidak sama dengan warga US umumnya (karena mereka lebih memilih berkegiatan secara tradisional) mereka juga membiarkan anak laki-laki mereka untuk melihat dunia "luar" (di luar masyarakat Amish). Anak laki-laki ini diperkenankan untuk menjalani kehidupan di luar kebiasana masyrakat Amish selama setahun. Istilah kerennya, mereka mengembara keluar kampung. Setelah setahun berlalu, anak ini akan kembali ke keluarganya yang bermukim di areal Amish. Anak ini akan memutuskan untuk tetap tinggal di Amish selamanya atau keluar dari Amish selamanya. Keputusan ini diambil oleh anak yang bersangkutan dan sudah pasti perlu mempertimbnagkan banyak sekali hal. Seandainya ia memilih tinggal, ia tidak akan pernah keluar dari kampung Amish selamanya. Sebaliknya kalau ia memilih pergi, ia tidak akan pernah kembali ke kampungnya. Dan karena mereka tidak menggunakan aneka bentuk teknologi (untuk berkomunikasi), sudah pasti komunikasi antara anak ini dengan keluarga besanya akan terputus. Wa ... Sudah pasti tidak mudah bagi si anak untuk memutuskan. Menurut Jessi lagi, setelah setahun mengembara keluar kampung, umumnya mereka memutuskan menetap di kampung Amish selamanya. Mungkin saja karena 1 tahun tidak cukup bagi mereka untuk mengenal dunia luar yang mungkin saja sangat jauh berbeda dengan kehidupan mereka selama ini. Nilai-nilai hidup yang dianut mungkin saja berbeda dan tidak mudah untuk mengubahnya terutama saat lingkungan yang dihadapi berbeda sama sekali. Cerita mengenai Amish memang tidak akan ada habisnya karena ada banyak hal menarik yang bisa dilihat. Kami beruntung bisa melihat dari dekat kehidupan mereka di Fremont Michigan ini. O ya ... Dalam perjalanan pulang ini, kami tidak melewati rute yang sama dengan rute saat kami berangkat hari Minggu lalu. Rute hari Minggu lalu sedikit memutar karena kami mampir dulu di Lansing baru ke Grand Rapids
dan kemudian ke Fremont. Rute berangkat adalah: Bloomington - Fort Wayne - Lansing - Grand Rapids - Fremont. Rute pulang adalah Fremont - Muskegon - South Bend - Kokomo - Carmel - Bloomington. Hampir sama dengan perjalanan saat berangkat, highway yang kami lalui saat pulang tidaklah terlalu ramai. Kami sempat berhenti sebentar d
i sebuah rest area untuk menunaikan panggilan alam hehehe. Melalui rute ini, kami sempat melewati sebuah area yang nampaknya merupakan salah satu kota besar di Michigan yaitu Muskegon. Disini ada deretan pusat perbelanjaan, pusat bisnis, rumah sakit, sekolah dan tempat tinggal yang nampaknya lebih besar dari Fremont. Kami nggak keluar dari highway saat melewati kota ini. Kota ini berada persis di sisi kiri dan kanan highway. Saat kami membaca South Bend di salah satu papan penunjuk jalan, kami tahu sebentar lagi kami akan meninggalkan state Michigan dan memasuki state Indiana. Wa ... Rasanya sudah seperti berada di dekat rumah hehehe ... South Bend yang kami lalui memiliki pemandangan yang sama dengan saat kami berangkat lewat Ford Wayne. Ada banyak lahan kosong tak bertuan, seperti bukit dan tanah kosong yang luas sekali. Sesekali kami melewati kota kecil, melewati areal pertanian, melewati areal perkebunan, namun areal kosong yang hanya berupa tanah luas dengan pohon di atasnya nampaknya gak kalah banyak hehehe ... Kami sempat berhenti sebentar di Kokomo karena harus mengisi bensin. Kami cari pom bensin yang ada di dekat convenience store sekaligus kami membeli kopi dan coklat. Terus terang kopi dan coklat panas made in convenience store ini nggak kalah kualitasnya dari kopi dan coklat yang dijajakan di rumah/kedai kopi. Yang jelas, kualitasnya OK, harganya pun OK hehehe ... Di kota Kokomo ini ada kampus IU. Namanya IU Kokomo. Kami melihat plang nama IU Kokomo ini. Kota Kokomo lumayan ramai meski tidak sebesar kota Indianapolis. Menurut mama, Kokomo jauh lebih besar dari Bloomington hahaha ... Perjalanan dari Kokomo menuju Bloomington tidak selancar perjalan sebelumnya. Meski tidak masuk Indianapolis, hihgway yang kami lalui rasanya padat sekali. Saat memasuki kota Carmen, kendaraan bahkan berjalan sangat pelan. Kota Carmen dikenal sebagai area elit Indiana, dimana banyak orang kaya Indiana tinggal disini. Kota yang kami lalui menampakkan gedung yang memiliki warna seragam yaitu coklat tua. Kendaraan serasa padat merayap di kota ini. Mungkin karena jam saat kami lewat adalah saat pulang kantor. Kan kami melewati kota ini hari Selasa. Dan jamnya adalah jam 5 sore lebih sedikit, jam dimana semua orang pulang kantor. Selain itu, kami melihat ada rambu perbaikan jalan di salah satu ruas jalan, jadi ini mungkin juga menjadi penyebab kendaraan tidak berjalan lancar. Selepas Carmel, kendaraan melaju dengan lancar kembali. Kami pun memperkirakan akan sampai di rumah pukul 7 malam. Dugaan kami ternyata meleset sedikit. Kami sampai di rumah pukul 7 lebih banyak hahaha ... Pastinya, kami senang karena perjalanan pulang ini lancar dan kami bisa kembali ke rumah yang dah sejak Minggu kami tinggalkan. Nikmatnya bisa kembali ke rumah. Kami kemudian mandi dan makan malam bersama. Tak lupa kami nikmati oleh-oleh dari Jessi ... Thanks a lot Jessi, for the best vacation ever ...
No comments:
Post a Comment